55

Terjun Dunia Politik

SEPULANG dari Arab Saudi, Gus Yahya melanjutkan

aktivitasnya sebagai pengasuh pondok pesantren. Ia tak

berminat kembali lagi mengurus PPP. Posisinya sudah ada

yang menggantikannya. Tak lama kemudian, Reformasi

1998 pecah. Tatanan politik mencari bentuknya yang

baru. Euforia demokrasi riuh di mana-mana. Setiap

kelompok berusaha terlibat dalam suksesi dan masa

transisi kepemimpinan dan tatanan politik baru tersebut

dengan mendirikan partai politik. Suasana politik saat itu

seperti menangguk di air keruh. Semua kalangan sibuk

untuk mengamankan kepentingannya masing-masing. Di

sisi lain, karena keran demokrasi terbuka lebar. Semua

kalangan bersama memanfaatkan kesempatan tersebut.

Politik identitas mendapatkan kesempatannya kembali,

termasuk gerakan Islamisme.

Sekembali dari Mekah, di saat kondisi politik nasional

sedang hangat dan politik yang tak menentu, Gus Yahya

juga bersiap-siap ingin menikah. Gus Yahya dikenalkan

dengan sejumlah santri dan ia memilih santri yang menjadi

istrinya saat ini, Nyai Nunik Iesyinaimah. Sebagai seorang